Kumpulan Pantun Duka Cita karena Bencana Alam

Pantun duka cita bencana alam, kita pun sudah memahami bagaimana keindahan alam yang luar biasa yang dimiliki oleh tanah air tercinta itu. Dibalik keindahan yang luar biasa itu, kita juga harus siap-siap untuk menghadapi bencana alam yang terjadi di alam sekitar kita ini.

Tidak semua hal-hal yang sempurna itu selalu indah, pasti ada saja hal-hal buruk yang siap menanti sebagai konsekuensi dari hal-hal sempurna tersebut.

Sama halnya dengan Indonesia ini, dikelilingi oleh keindahan alam yang luar biasa, gunung, bukit, lautan yang luas, dan berbagai keindahan alamnya turut serta mempercantik negara ini. Namun dibalik itu semua, alam-alam di sekitar kita juga bisa menyebabkan bencana yang bisa membahayakan nyawa kita.

Bencana alam yang telah terjadi di Indonesia itu sebagai pesan dari Tuhan agar kita selalu mengingatnya dan senantiasa untuk tidak menjadi manusia yang memiliki sifat sombong karena kita ini bukan siapa-siapa dalam kehidupan ini, tak ada yang pantas untuk kita banggakan.

Sesuai dengan judul di atas, berikut ini ada pantun-pantun bencana alam yang bisa kamu baca di bawah ini.

Penasaran ?

Yuk, baca pantun duka cita yang disebabkan oleh bencana alam di bawah ini!

Kumpulan Pantun Duka Cita Bencana Alam

Pergi ke pasar membeli garam

Tak lupa beli sebungkus micin

Jika alam mulai geram

Hal apa yang bisa kita lakukan

Di hutan melihat rusa

Rusa suka makan semangka

Bersiap-siaplah wahai manusia

Gempa bumi menyapa kapan saja

Jalan-jalan di tengah hutan

Di hutan mencari mangga

Bencana alam itu dari Tuhan

Untuk menegur kita semua

Berangkat sekolah naik sepeda

Sepeda baru beroda dua

Bencana alam mengintai kita

Agar kita selalu waspada

Pagi hari pergi ke kebun

Di kebun panen sayur bayam

Hanya doa yang bisa kupanjatkan

Untuk korban bencana alam

Berkemah di tengah hutan

Di hutan melihat rusa

Bencana alam itu kuasa Tuhan

Agar kita selalu ingat padanya

Ketika hujan, dia pasti akan membawa cerita, mari baca pantun hujan gerimis dalam kehidupan ini.

Tahun baru beli terompet

Terompetnya ada dua

Bencana alam sungguh dahsyat

Membuat manusia tak berdaya

Adik menangis minta permen

Permen manis rasa semangka

Bencana alam itu peringatan Tuhan

Untuk kita yang penuh dosa

Pergi ke pasar beli semangka

Semangka manis rasanya

Tuhan itu maha kuasa

Bencana alam sangat mudah baginya

Buah nanas buah markisa

Buah markisa manis rasanya

Bencana alam itu tanda

Kalau kita itu penuh dosa

Pantun Duka Cita Bencana Alam

Ke pasar beli mentimun

Mentimun segar rasanya

Bencana alam itu kuasa Tuhan

Kita wajib menerimanya

Jalan-jalan ke Pulau Madura

Tak lupa beli buah rambutan

Ulurkan bantuan kita

Untuk mereka yang membutuhkan

Kuning cerah burung kenari

Burung kenari ada tiga

Bencana alam telah terjadi

Dari Tuhan tuk menguji kita

Belajar giat selagi muda

Belajar giat matematika

Bencana alam ingatkan kita

Kepada Tuhan yang maha kuasa

Malam hari makan sayur bayam

Sayur bayam pahit rasanya

Jika alam mulai mengeram

Kesabaran wajib dijaga

Jalan-jalan naik kereta api

Naik kereta api kursi nomor dua

Bencana alam bisa terjadi

Karena kecerobohan kita

Makan malam sepiring nasi

Nasi itu dari padi

Bencana alam pasti terjadi

Agar kita selalu ingat diri

Kamu punya teman yang jorok atau jarang mandi, mari ingatkan dengan pantun jorok yang mengingatkan.

Malam hari makan sayur bayam

Sayur bayam pahit rasanya

Jika alam sudah mengeram

Bersiaga-siagalah kita

Di sungai memancing ikan

Dapatnya hanya ikan nila

Duka cita kita rasakan

Bencana alam mulai menerpa

Pagi-pagi naik sepeda

Naik sepeda di ladang jagung

Jika bencana mulai menerpa

Salinglah tolong menolong

Bencana alam kapan saja bisa terjadi atas seizin dari Tuhan. Tidak usah khawatir dan tetap waspada di setiap saat dan mengikuti apa yang diintruksikan oleh badan-badan penanggulangan bencana alam.

Tetaplah untuk saling tolong menolong ketika bencana datang.

Nah, itulah pantun duka cita karena bencana alam yang bisa kamu baca pada artikel ini, semoga bermanfaat dan terima kasih sudah berkunjung.